Islam dalam Pengertian yang Sebenarnya


Kata Islam menurut etimologi artinya tunduk. Kata “Islam” berasal dari: salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya . Di dalam al-Qur’an, kata bermakna Islam yang terambil dari akar kata s-l-m disebut sebanyak 73 kali, baik dalam bentuk fi’il (kata kerja), mashdar (kata dasar/asal), maupun isim fa’il (kata sifat/pelaku perbuatan )

Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa. Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segala perikehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam berbagai hubungan: dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lainnya. Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariat dan akhlak. Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu Allah SWT sebagai penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh Sunnah Rasulullah Saw. Terminologi Islam secara bahasa (secara lafaz) memiliki beberapa makna. Makna-makna tersebut ada kaitannya dengan sumber kata dari "Islam" itu sendiri. Islam terdiri dari huruf dasar (dalam bahasa Arab): "Sin", "Lam", dan "Mim". Beberapa kata dalam bahasa Arab yang memiliki huruf dasar yang sama dengan "Islam", memiliki kaitan makna dengan Islam. Dari situlah kita bisa mengetahui makna Islam secara bahasa. Jadi, makna-makna Islam secara bahasa antara lain: Al istislam (berserah diri), As salamah (suci bersih), As Salam (selamat dan sejahtera), As Silmu (perdamaian), dan Sullam (tangga, bertahap, atau taddaruj).

Sebagian dari kalangan non muslim mungkin berfikir negatif tentang ajaran islam. Namun, hal itu karena mereka hanya melihat dari luarnya saja. Misalkan dengan adanya bom, dan mereka melakukannya dengan mengatas namakan Islam. Sehingga berakibat negatif terhadap islam sendiri, yang seharusnya agama yang terkenal cinta damai dan penuh kasih sayang malah jadi kebalikannya.

Salah satu dari visi dan misi ajaran islam ini yaitu sama dengan diturunkanya atau diutusnya Rasulullah SAW yang bertujuan untuk menyempurnakan ahlak manusia.

Salman Al-Farisi berkata,“Telah berkata kepada kami orang-orang musyrikin, ‘Sesungguhnya Nabi kamu telah mengajarkan kepada kamu segala sesuatu sampai buang air besar!’ Jawab Salman, ‘benar!” (Hadits Shohih riwayat Muslim). Semua ini menunjukkan sempurnanya agama Islam dan luasnya petunjuk yang tercakup di dalamnya, yang tidaklah seseorang itu butuh kepada petunjuk selainnya, baik itu teori demokrasi, filsafat atau lainnya; ataupun ucapan Plato, Aristoteles atau siapa pun juga.

Nabi Muhammad SAW berdakwah untuk menyempurnakan ahlak yang mulia, membangun manusia mulia dan bermanfaat dengan cara memberikan teladan yang baik dan menyampaikan ajaran dari Allah SWT kepada manusia. Rasulullah SAW bertujuan untuk merubah ahlak umatnya ke jalan yang lebih terarah. Hanya saja Rasulullah tidak menjelaskan secara rinci, namun beliau mempraktikan ahlak mulia tersebut kepada sahabat-sahabatnya yang kemudian sampai kepada kita. Meskipun kita tak pernah melihat secara langsung bagaimana ahlak Rasulullah tersebut, tetapi kita yakin bahwa kita harus mampu untuk meniru apa yang Rasulullah lakukan.

 

Posting Komentar