Nilai-nilai Universal Ekonomi Islam

 


Nilai-nilai universal ini menjadi dasar inspirasi untuk membangun teori-teori Islami antara lain:

1.      Tauhid (Ke-Esa-an Tuhan)

Tauhid merupakan pondasi ajaran Islam, dengan tauhid manusia menyaksikan bahwa tiada sesuatupun yang layak disembah selain Allah dan tidak ada pemilik langit, bumi dan isinya selain dari pada Allah, maka dari itu segala aktivitas manusia dalam hubungannya dengan alam (sumber daya) dan manusia (mu’amalah) dibingkai dengan kerangka hubungan dengan Allah. Karena kepadanNya kita akan mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita, termasuk aktivitas ekonomi dan bisnis.

2.      ‘Adl (Keadilan)

Allah tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap makhluknya secara dholim. Dalam banyak ayat Allah memerintahkan manusia umtuk berbuat adil karena dalam Islam, adil didefinisikan sebagai tidak mendzolimi dan tidak di dzolimi, Implikasi ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak di bolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.

3.      Nubuwwah (Kenabian)

Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk kepada manusia tentang bagaimana hidup yang baik yang benar di dunia dan mengajarkan jalan untuk kembali (taubah) ke asal muasal segalanya. Fungsi Rasul adalah untuk menjadi modal terbaik yang harus di teladani manusia agar mendapat keselamatan di dunia dan akhirat, Sifat-sifat utama yang harus di teladani oleh manusia dan pelaku ekonomi dan bisnis sebagai berikut: sidiq, amanah, fatonah, tabligh .

4.      Khilafah (pemerintahan)

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman bahwa manusia di ciptakan untuk menjadi khalifah di bumi artinya untuk menjadi pemimpin dan pemakmur bumi, oleh karena itu, pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin. Nabi bersabda: “Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya”. Dengan fungsi utamannya adalah agar menjaga keteraturan interaksi (mu’amalah) antar kelompok, termasuk dalam bidang ekonomi, agar kekacauan dan keributan dapat dihilangkan atau dikurangi.

5.      Ma’ad (Hasil)

Ma’ad secara harfiah berarti kembali, karena kita semua akan kembali kepada Allah. Hidup manusia bukan hanya di dunia, tetapi terus berlanjut hingga alam setelah dunia yaitu akhirat. Allah menandaskan bahwa manusia diciptakan di dunia untuk berjuang dan perjuangan ini akan mendapatkan ganjaran, baik di dunia maupun di akhirat. Ma’ad diartikan juga sebagai imbalan atau ganjaran, seperti perbuatan baik pasti dibalas dengan kebaikan yang berlipat-lipat dan perbuatan jahat dibalas dengan hukuman yang setimpal, meskipun pembalasannya nanti di akhirat. Implikasi nilai ini dalam kehidupan ekonomi dan bisnis misalnya yaitu diformulasikan oleh Imam Al-Ghazali yang menyatakan bahwa motivasi para pelaku bisnis adalah untuk mendapatkan laba, laba dunia dan laba akhirat. Karena itu konsep profit mendapatkan legitimasi dalam Islam.

referensi: Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Syariah.

Posting Komentar